Patut di contoh, usaha ternak Murai Batu

Ditengah booming nya masyarakat , khusus nya pecinta burung kicauan.
Dengan keberanian & keyakinan tinggi mas Adi , menekuni usaha peternakan Murai Batu di Purworejo.
Salut di usia nya yang masih sangat muda , namun mampu memgembangkan hobby nya ke dalam dunia usaha.

Lulus pendidikan SMK 2 tahun lalu , mas Adi lebih memilih merintis usaha. Berbeda dengan teman - teman sebaya nya yang kebanyakan melanjutkan study atau melamar kerja keberbagai instansi.

Action dengan moment yang tepat , dikala burung kicauan digandrungi berbagai kalangan.
Hobby yang dulu nya hanya melahirkan kesenangan semata pun kini berubah menjadi bisnis yang menjanjikan.



Harga Murai Batu ,baik yang masih anakan atau yang sudah dewasa cukup mahal.
Ratusan hingga jutaan per - ekor nya.
Dibandingkan usaha lain nya , modal menjalankan bisnis ini tergolong kecil.
Yang diperlukan antara lain :


Bangunan kandang ukuran kira - kira 2 × 4 meter, sepasang burung Murai Batu dewasa.
Bahkan menurut mas Adi bisa dibikin perkawinan poligami untuk menghemat biaya indukan. Yaitu , 2 betina di pasangkan dengan satu jantan dalam setiap kandang nya.

Sarang buatan terbuat dari buah kelapa yang sudah tua , di buatkan lobang kira - kira Murai tersebut bisa leluasa keluar -masuk sarang nya.




Sarang ditempelkan tembok / dinding dan makanan serta air secukup nya di taruh di lantai. Sementara di tengah - tengah , atas sangkar buatan disediakan dahan / ranting pohon buat tangkringan si Murai Batu.
Nah jumlah per kandang nya bisa disesuaikan dengan kemampuan modal kita . Berderet bersebelahan dengan sekat - sekat ukuran 2 × 4 meter masing - masing .

Baca juga : 3 Kuliner Top yang wajib dikunjungi di Pituruh

Makanan , mas Adi sendiri memilih budidaya ternak jangkrik untuk menopang kebutuhan pakan Murai Batu milik nya. 
Kadang kala juga diselingi dengan makanan burung paketan / bikinan instan yang banyak dijual di toko.

Masih menurut mas Adi , kita tinggal di Kabupaten Purworejo yang memiliki banyak persawahan dan pohon kelapa .
Jadi sangat membantu usaha ini , terlebih jangkrik induk kan tinggal mencari di sawah saat musim kemarau. 
Sekaligus lemah / tanah sawah yang kering secukup nya dan sayuran seperti kol serta kangkung buat makanan jangkrik nya.

Praktis dengan kalkulasi matang , modal nya tidak terlalu besar. 
Sedangkan penjualan tidak lah susah , karena banyak yang meminati Murai Batu dengan kicauan nya. Baik orang yang datang membeli untuk dipelihara sendiri ataupun pedagang yang membeli untuk dijual kembali.
Bahkan terkadang mas Adi menjual nya hingga ke Jakarta , pesanan dari penggemar Murai di Ibukota.

Nah , apakah pembaca sedang berencana merintis usaha ? Jika masih bimbang , usaha apa yang akan ditekuni ? Mungkin tulisan diatas berguna menambah setidak nya wawasan atau malah sebagai bahan pertimbangan?





Comments